Minggu, 16 Mei 2010

Baik Buruknya Kebiasaan Minum Teh

Sejarah Teh

Menurut sejarah, tradisi minum teh itu sebenarnya berasal dari daratan Tiongkok. Konon hal tersebut terjadi tanpa sengaja. Teh tumbuh di Tiongkok sekitar 6.000 tahun yang lampau dan manusia telah membudidayakan teh sejak 2000 tahun lalu. Bersama dengan sutra dan porselen, teh yang berasal dari Tiongkok ini mulai dikenal dunia lebih dari 1000 tahun lalu.

Alkisah sekitar tahun 2737 SM, Kaisar Shen Nong mengunjungi salah satu wilayah kekuasaannya. Dalam perjalanan yang jauh tersebut, rombongan Kaisar beristirahat di tepi jalan. Para pelayan lalu menjerang air untuk minum. Tanpa sengaja sejumlah daun kering diterbangkan angin dan masuk ke dalam air yang telah mendidih, membuat warna air menjadi kecoklatan. Ketika kaisar mencicipi air tersebut, ia menemukan bahwa rasanya enak dan menyegarkan sehingga ia menyuruh pelayannya untuk membuat seduhan itu lebih banyak lagi. Menurut legenda, inilah awal dan kebiasaan meminum teh.

Khasiat Minum Teh

Teh merupakan minuman sehat yang telah dikenal sejak sekitar 6000 tahun yang lalu di negeri Cina. Orang Tiongkok berani merekomendasikan bahwa teh memiliki unsur menyembuhkan beragam penyakit seperti ginjal, demam, infeksi, dan tumor di kepala.
Para peneliti di bidang kesehatan kini mampu membuktikan khasiat teh yang dapat memberikan daya kekebalan tubuh untuk melawan berbagai penyakit serta memperpanjang usia.

Teh merupakan salah satu minuman yang paling populer di dunia, dan posisinya berada pada urutan kedua setelah air.

Manfaat teh terhadap kesehatan

1. Menurunkan risiko penyakit kanker

Berbagai hasil studi menunjukan konsumsi teh berperan dalam menurunkan risiko penyakit kanker. Senyawa polyphenol dalam teh mampu memberikan perlindungan terhadap zat karsinogenik. EGCg yang terdapat dalam teh hijau merupakan senyawa aktif yang berperan dalam mencegah terjadinya kanker.

Studi epidemiologis di Jepang menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat kanker penduduk yang mendiami daerah produsen utama teh hijau amat sedikit. Suatu studi lainnya di Jepang melaporkan bahwa catechin dapat membunuh Helicobacter pylori , yaitu bakteri pemicu kanker lambung.

Suatu studi di Iowa, Amerika Serikat yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology edisi Juli 1996 terhadap lebih dari 35.000 wanita pascamenopause melaporkan bahwa teh memiliki khasiat melawan kanker. Hasil studi tersebut menyimpulkan mereka yang mengkonsumsi sekurangnya 2 cangkir teh hitam sehari akan berkurang risikonya terkena kanker kandung kemih sebanyak 40%, dan 68% pada penyakit kanker saluran pencernaan bila dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsi teh.

2. Menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular antara lain terkait dengan kadar lipida darah, tekanan darah, faktor homestatik, oksidatif stress, dan lain-lain. Beberapa studi menunjukkan bahwa teh memiliki khasiat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dengan menurunkan kadar kolesterol darah dan tekanan darah.

Mekanisme pencegahan teh terhadap penyakit kardiovaskular terdapat pada kemampuannya menghambat penyerapan kolesterol dan menghambat penggumpalan sel-sel platelet sehingga mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Polyphenol teh (catechin dan theaflavin) juga merupakan antioksidan kuat yang mampu melindungi oksidasi LDL-kolesterol oleh radikal bebas. Teroksidasinya kolesterol tersebut diduga berperan penting dalam proses atherogenesis yaitu proses awal pembentukan plaque pada dinding arteri.

3. Menurunkan berat badan

Studi terbaru yang dilakukan terhadap potensi teh adalah peranannya membantu menurunkan berat badan seperti dilaporkan dalam American Journal of Clinical Nutrition, 1999 . Penelitian tersebut dilakukan oleh Institute of Physiology , University of Fribourg , Switzerland , yang melibatkan 10 orang sebagai sampel. Para peneliti melakukan pengukuran 24 jam energi expenditure pada subjek yang diberi kafein (50 mg), ekstrak teh hijau (50 mg kafein dan 90 mg EGCg), serta placebo. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian ekstrak teh hijau secara bermakna meningkatkan 4% energi expenditure bila dibandingkan placebo. Dari penelitian tersebut, teh hijau diketahui mempunyai potensi sebagai thermogenesis sehingga mampu meningkatkan pembakaran kalori dan lemak yang berimplikasi terhadap penurunan berat badan.

Hasil studi ini menjanjikan potensi penggunaan ekstrak teh hijau dalam program penurunan berat badan, di samping melakukan pembatasan konsumsi kalori (diet).

4. Mencegah osteoporosis

Osteoporosis atau pengeroposan tulang merupakan salah satu masalah yang dihadapi wanita pascamenopause manakala telah terhentinya produksi hormon estrogen _ pemicu pertumbuhan tulang. Osteoporosis menyebabkan massa tulang menyusut dan mudah patah.

Studi terbaru yang dilakukan di Inggris menunjukkan bahwa kebiasaan minum teh secara teratur dapat mempertahankan keutuhan tulang dan mencegah terjadinya osteoporosis. Hasil penelitian tersebut dilaporkan dalam American Journal of Clinical Nutrition edisi April 2000 dengan melibatkan jumlah sampel wanita berusia 65 hingga 76 tahun sebanyak 1.200 orang di Cambridge, Inggris. Kesimpulan yang diambil adalah wanita yang mengkonsumsi teh ternyata memiliki ukuran kerapatan mineral tulang (Bone Mineral Density/BMD) lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak minum teh secara bermakna.

Senyawa aktif yang terkandung di dalam teh berperan menyerupai hormon esterogen lemah yang membantu melindungi tulang terhadap proses kerapuhan (osteoporosis).
Mengapa teh bermanfaat bagi kesehatan? Ternyata terdapat beberapa kandungan aktif dalam teh seperti: polyphenols (10-25%), dan komponen organik lainnya seperti vitamin C (150-250 mg%), vitamin E (25-70 mg%) , ß-carotene (13-20%), caffein (45-50 mg%), dan fluor (0,1-4,2 mg/L) . Sedangkan aroma dan cita rasa yang khas pada teh dikarenakan adanya komponen kandungan volatile. Kandungan polyphenols pada minuman teh berfungsi sebagai antioksidan untuk mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh selain juga terbukti memiliki kemampuan untuk menghentikan pertumbuhan beberapa bakteri yang menyebabkan keracunan makanan. Manfaat lain dari polyphenols adalah untuk mengurangi penimbunan kolesterol dalam darah dan mempercepat pembuangan kolesterol melalui feces.Beberapa vitamin seperti vitamin C dan E dapat membantu untuk memperkuat daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan jantung, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan vitamin A dalam bentuk kandungan betakaroten. Kandungan unsur Fluor yang cukup tinggi dalam teh, selain dapat membantu dalam mencegah tumbuhnya karies pada gigi serta memperkuat gigi, juga untuk mencegah Osteoporosis atau pengeroposan tulang. Kandungan caffein pada teh untuk pemakaian yang wajar dapat membantu menyegarkan tubuh melalui pengaruhnya terhadap sistem syaraf tubuh untuk merangsang pengambilan oksigen.

Namun dibalik itu semua ternyata pada kebiasaan minum teh yang tidak sewajarnya memiliki pengaruh yang buruk juga bagi kesehatan. Adanya kandungan caffein pada teh dapat menyebabkan proses penyerapan makanan menjadi terhambat, selain itu caffein mempunyai efek ketergantungan dan hal ini berakibat tubuh menjadi tidak fit bila tidak mengkonsumsinya. Pada ibu menyusui, caffein berpengaruh terhadap kelenjar ASI sehingga menghambat kelancaran dan ketersediaan ASI, sedangkan pada bayi zat ini dapat mengakibatkan usus bayi menjadi kejang. Kandungan mineral dalam teh memiliki kecenderungan membantu terbentuknya batu ginjal, hal ini perlu diperhatikan terutama pada penderita ginjal.


Bagaimanakah sebaiknya kita mengkonsumsi teh yang sehat? Disarankan untuk mengkonsumsi minuman teh sebanyak 5 cangkir ukuran 200 ml setiap hari. Jumlah tersebut memiliki batas normal kadar kafein yang dapat dikonsumsi yaitu setara 750 mg/hari. Usahakan menyeduh teh dengan air yang tidak terlalu panas dan sebaiknya jangan ditambahkan gula untuk mencegah rusaknya zat-zat yang dikandung dan hilangnya manfaat teh. Dalam kebiasaan sehari-hari, hindari minum teh saat perut kosong sebab dapat meningkatkan produksi asam lambung sehingga berpengaruh pada percernaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar